Candi Pawon merupakan salah satu peninggalan berharga selain Candi Borobudur dan Candi Mendut di Magelang, Jawa Tengah. Jika tertarik mengenai Candi Pawon, maka Anda harus membaca ulasan mengenai sejarah Candi Pawon lengkap ini hingga selesai
Candi Pawon berukuran relatif kecil dengan sebuah bilik. Jika Anda berkunjung ke Magelang, cobalah kunjungi juga candi ini.
Table of Contents
Awal Mula Berdiri
Menurut sumber yang dikutip melalui Balai Konservasi Borobudur serta beragam sumber dari sejarah Candi Mendut dan Candi Prambanan, pembangunan candi-candi ini memang diperkirakan terjadi bersamaan pada pertengahan abad ke 8 Masehi.
Saat masa Kerajaan Mataram Kuno, candi ini masih digunakan sebagaimana mestinya. Hal ini membuktikan ketahanannya karena hingga saat ini masih bisa dipakai dalam upacara Waisak.
Karena terletak di Pulau Jawa, masyarakat utamanya suku Jawa sering menganggap candi ini sebagai dapur (bahasa Jawanya adalah ‘pawon’).
Namun untuk bukti bercorak buddha dari masa klasik, Candi Pawon yang berarti pawuhan atau tempat abu ini memang diambil menurut Bahasa Jawa Kuno serta digunakan sebagai penyimpanan abu jenazah bagi Raja Indra, pendahulu atau ayah Raja Samaratungga semasa dinasti Syailendra.
Sejarah Penemuan dan Lokasi
Sejarah Candi Pawon lengkap tentu harus membahas penemuannya. Candi ini ditemukan pada akhir abad ke-19 dalam kondisi rusak tertimbun belukar dan mulai diperbaiki di tahun 1903. Candi Pawon telah mengalami pemugaran yang dilaksanakan sejak tahun 1897–1904.
Kemudian dilanjutkan lagi oleh pemerintah Van Erp pada tahun 1908. Letak Candi Pawon berada di antara Candi Mendut dan Candi Borobudur, spesifiknya berjarak 1,75 km dari Candi Borobudur relatif timur serta 1,15 km dari Candi Mendut elativ barat.
Secara astronomis, letak dari Candi ini ada di 7° 36’ 21” LS,110° 13’ 10” BT. Tepatnya pada Dusun Brojonalan, Kelurahan Wanurejo, Kecamatan Borobudur, Kabupaten Magelang, Jawa Tengah.
Baca Juga : 7 Wisata Balkondes Borobudur Referensi Liburan Anda
Sejarah Candi Pawon Lengkap
Bangunan pemujaan ini menjadi salah satu Candi Buddha yang diperkirakan didirikan pada Dinasti Syailendra antara abad VIII–IX Masehi. Akan tetapi, waktu pembangunan secara pasti memang masih tidak diketahui karena belum ada data yang cukup kuat.
Menurut Casparis, Candi Pawon adalah tempat penyimpanan abu jenazah Raja Indra (782 – 812 M), ayah Raja Samaratungga dari Dinasti Syailendra.
Pada ruangan utama Candi Pawon, diperkirakan dulunya terdapat Arca Bodhisattva, sebagai bentuk penghormatan untuk Raja Indra yang dianggap telah mencapai tataran Bodhisattva.
Para ahli berpendapat bahwa Candi Pawon adalah pintu gerbang Candi Borobudur. Candi ini digunakan sebagai media umat membersihkan badan dan pikirannya dari kekotoran batin.
Penamaan Candi Pawon
Nama Candi Pawon sendiri belum dapat diketahui secara pasti asal-usulnya. Ahli epigrafi JG De Casparis menuturkan bahwa Pawon berasal dari bahasa Jawa ‘awu’ yang memiliki arti ‘abu’. Istilah ini ada awalan pe- dan akhiran –an yang menunjukkan nama tempat.
Dalam bahasa Jawa, kata pawon memiliki arti dapur’, akan tetapi de Casparis malah mengartikannya sebagai ‘perabuan’ atau tempat abu. Penduduk setempat mengenal Candi Pawon dengan nama Brajanalan karena terletak di Dusun Brojonalan (Brajanalan).
Baca Juga : Wisata Desa Bahasa Borobudur
Istilah ini mungkin berasal dari kata bahasa Sanskerta vajra yang memiliki arti ‘halilintar’ dan anala yang artinya ‘api’. Pada bagian dalam bilik candi, konon terdapat arca. Dalam Prasasti Karang Tengah juga disebutkan bahwa arca tersebut bisa mengeluarkan vajra (sinar).
Pernyataan tersebut tentu menimbulkan dugaan bahwa arca Bodhisattwa dibuat dari perunggu. Menurut Prof. Dr. R.M Poerbatjaraka, Candi Pawon merupakan Upa Angga, yang artinya bagian dari Candi Borobudur, seperti pawon bagian dari rumah.
Bentuk Bangunan
Candi Pawon dibangun dari batu andesit. Candi ini memiliki denah bujur sangkar, dengan panjang sisi 10 m, serta mempunyai tinggi 13,3 m. Bangunan candi ini menghadap ke barat yang berukuran bilik 2,65 m x 2,64 m dan tinggi 5,20 m.
Bentuk candi ini bisa dibilang ramping, tidak seperti Candi Borobudur yang tambun. Bangunan Candi Pawon secara arsitektural terbagi pada tiga bagian kaki, tubuh, dan atap candi. Bagian kaki candi ini berupa batur setinggi 1,5 m.
Di kaki candi, ada banyak ornamen-ornamen, seperti bunga dan sulur-suluran. Adapun keunikan bentuk bangunan dari Candi Pawon adalah sebagai berikut:
- Bagian tubuh candi juga dihiasi arca-arca Bodhisattva.
- Bagian atap candi dihiasi stupa.
- Pintu masuk candi terletak di bagian barat, pada anak tangga pintu masuk dihiasi oleh makara.
- Ambang atas pintu masuk ada hiasan kala.
Baca Juga : Wisata Rumah Kamera di Magelang, Unik dan Beda!
Relief
- Di dinding bagian depan candi, tepatnya di atas pintu masuk candi (bawah relief kala), ada relief yang menggambarkan Kuwera (Dewa Kekayaan) dalam posisi berdiri.
- Di dinding utara dan selatan candi ada relief yang sama, yakni yang menggambarkan Kinara dan Kinari (makhluk setengah manusia dan burung atau berkepala manusia berbadan burung). Kinara Kinari berdiri mengapit pohon kalpataru yang tumbuh di sebuah jambangan.
Kini Anda semakin tahu dengan sejarah Candi Pawon lengkap ini. Saat berkunjung ke Candi Pawon, Anda bisa sekalian berkunjung ke Merapi. Nikmati keseruan toor menggunakan jeep yang bisa dipesan dari lavatourjogja.com.